By: Sayyid Qutub
1.
Pengantar
Segala puji hanya milik Allah SWT. Sehingga pada kesempatan
yang berbahagia ini, kami mencoba membahas secara sederhana paradigma pemikiran
Gus Wim tentang Islam Khilafah.
Berbicara Mengenai Khoirul Taqwim atau di sebut
dengan Istilah Gus Wim terasa tidak ada habisnya, laksana air lautan yang di
ambil airnya tidak akan pernah kering kerontang, begitu juga dalam memahami
tentang gagasan-gagasan Gus Wim dalam ranah sosial, politik, agama, sastra
maupun dalam bidang lainnya, terasa menyelami samudra Ilmu yang sulit terjangkau
dalam pikirn maupun dalam ranah jiwa. Sungguh mengagumkan paradigma pemikiran
Gus Wim yang penuh gejolak dan tak jarang menjadi pembahasan hangat di berbagai
kalangan pengagum paradigma pemikiran Gus Wim.
Keberadaan Gus Wim saat ini merupakan tokoh
pembaharu muda dan sekaligus kreator pembaharuan Islam, apalagi Gus Wim telah mampu menerjemahkan
berbagai realitas keagamaan yang di tunggangi dalam ranah permainan politik.
Nah! dari sinilah kita dapat menyimak pembahasan Gus Wim dalam membahas tentang
permasalahan Islam Khilafah. Maka dari
itulah untuk lebih jelasnya mari kita simak paradigma pemikiran Gus Wim dalam memberikan
penjelasan sebagai berikut.
2. Perspektif
Gus Wim Tentang Islam Khilafah Dalam Pandangan Islam
Islam
Khilafah sudah menjadi pembahasan yang tidak asing lagi di berbagai kehidupan
masyarakat luas, baik dari kehidupan masyarakat bawah sampai dari kehidupan
masyarakat atas. Hingga sampailah menjadi perdebatan sengit tentang Islam
khilafah dalam pembahasan dari berbagai sudut cara pandang para sarjana-sarjana
barat maupun para sarjana-sarjana timur. Sehingga Islam Khilafah merupakan
sebuah realitas yang tidak hanya tumbuh kembang dalam kehidupan sebagian
masyarakat Islam Nusantara, tetapi Islam Khilafah telah menjadi fenomena bagi
realitas kehidupan masyarakat di seluruh belahan dunia.
Keberadaan
Islam Khilafah dianggap sebuah keniscayaan yang diwujudkan melalui pendirian
negara yang berdasarkan aturan-aturan yang menjadi pola pikir para pengusung
Islam Khilafah. Sehingga Islam Khilafah berusaha memberikan pemahaman tentang
ajaran Islam dalam menerjemahkan di tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara, untuk mewujudkan negara Khilafah dari hasil olah pola
pikir sebagian umat Islam dalam memberikan pemahaman tentang Ilmu pemerintahan
Islam.
Melihat
tentang pemahaman Islam Khilafah tak lepas dari hasil olah pikir sebagian umat
Islam dalam menerjemahkan pembentukan sebuah pemerintahan yang berdasarkan
ajaran Islam yang menjadi keyakinannya, tetapi semua tak lepas dari hasil olah
pikir sebagian umat Islam dalam menafsirkan tentang ajaran Islam yang dibangun
dengan pencapaian sebuah pembentukan negara dan bangsa yang berdasarkan dari
pemahaman Islam Khilafah.
Pandangan
Islam tentang Islam Khilafah tak lepas sebatas hasil olah pikir yang
kebenarannya masih dalam bentuk sebuah tafsir. Sehingga keberadaan Islam
Khilafah dalam ajaran Islam hanya sebatas tafsir semata, bukan kebenaran
yang mutlak dari hasil Al-Qur’an maupun dari Hadits Nabi. Tetapi Islam
Khilafah tak lepas dari pemahaman yang dilandasi sebuah tafsir yang
kebenarannya juga masih multi tafsir.
Lalu
muncul pertanyaan, kenapa Islam Khilafah dari hasil olah pikir sebagian
umat manusia telah dianggap mutlak kebenarannya oleh sebagian umat? Bahkan ada
yang menganggap Islam Khilafah sebuah keniscayaan yang tidak boleh di ingkari.
Karena mengingkari Islam Khilafah sama dengan mengingkari ajaran Islam,
tentunya semua itu tak lepas dari cara pandang sebagian politisi yang
mengatasnamakan ajaran Islam, padahal untuk kepentingan individu atau
kepentingan kelompok politisi tersebut. Semua tak lepas mencari kursi kekuasaan
dengan berusaha mengambil keuntungan dengan adanya paradigma pemikiran mengenai
pemahaman Islam Khilafah itu sendiri.
Pertanyaan
kembali muncul dalam benak maupun pikiran, apakah berarti Islam Khilafah bukan
ajaran Islam murni yang di bawa Nabi Muhammad SAW? Tentunya bukan, Islam
Khilafah bukan pemahaman Nabi Muhammad SAW dalam membangun sebuah tatanan
bangsa dan negara, tetapi Islam Khilafah hadir sebagai cara pandang dalam
menafsirkan ajaran Nabi Muhammad SAW. Sehingga ajaran Islam Khilafah tak lepas
hanya sebatas olah pikir manusia semata dalam memberikan pemahaman tentang
negara dan bangsa yang beradasarkan hasil ijtihad para pemikir Islam Khilafah
itu sendiri dalam memberikan pemahaman tentang kebangsaaan maupun pemahaman
tentang kenegaraan.
Lalu muncul
pertanyaan kembali dalam benak maupun pikiran, bagaimana tentang Islam Khilafah
dalam pandangan Islam? Sudah jelas Islam mengatur segala aktivitas kehidupan
umat manusia, baik dari sudut pandang profan maupun sakral, tetapi permasalahan
Islam Khilafah dalam pandangan Islam sudah jelas, bahwa Islam dalam mengatur
tentang negara berdasarkan keadilan dan kemanusiaan, tentunya bukan berdasarkan
Islam Khilafah. Sehingga dapat dikatakan bahwa Islam Khilafah hanya sebatas
hasil olah pikir manusia dalam mengembangkan paradigma pemikirannya, untuk
tujuan dalam menerjemahkan permasalahan kenegaraan maupun kebangsaan
Dengan
diterbitkan tulisan singkat di atas, Semoga Allah SWT memberikan pemahaman
paradigma pemikiran, khususnya untuk penulis dan umumnya untuk masyarakat yang
membaca tulisan singkat ini, Amin....................
3. Paradigma Pemikiran Gus Wim Mengenai
Islam Khilafah Bukan Dari Al-Qur’an
Islam Khilafah yang di
dengung-dengungkan sebagian pemikir umat Islam di anggap sebuah ajaran Islam
yang bersumber dari Al-Qur’an, tentunya itu merupakan sebuah kebohongan besar.
Nah! dari sinilah perlu ulasan yang lebih detail di balik kebohongan para
pemikir Islam Khilafah dalam mendengungkan tentang negara dan bangsa yang
berdasarkan Islam Khilafah.
Sebelum membaca lebih lanjut
tentang Islam Khilafah bukan dari Al-Qur’an, terlebih dahulu menyusun
pertanyaan sederhana, kenapa Islam Khilafah yang di anggap pemerintahan
beradasarkan syari’at Islam adalah kebohongan besar? Karena sudah jelas tidak
ada satupun ayat Al-Qur’an yang jelas-jelas menerangkan tentang Islam Khilafah
dalam Al-Qur’an. Namun ada sebagian pemikir umat Islam yang menganggap
Islam Khilafah sebagai ajaran Islam, tentunya itu sebatas tafsir politis yang
jauh dari kebenaran. Mengingat agama Islam yang begitu besar dengan sumber daya
manusia yang sangat luar biasa, para pemikir Islam Khilafah mencoba memberikan
pemahaman dengan gambaran tafsir tentang Islam Khilafah yang seolah-olah
sejalan dengan Al-Qur’an, padahal itu hanya olah pikir dari para pemikir Islam
Khilafah itu semata.
Paradigma pemikiran Islam Khilafah telah
di adopsi oleh para pemikir yang cenderung bersifat politis, untuk mencari
dukungan dalam membangun pemerintahan Khilafah, walau dalam negara yang
akan di bangun dengan istilah Islam Khilafah sudah mempunyai aturan negara
yang syah, tetapi para pemikir Islam Khilafah terus menerus mencoba memberikan
pemahaman bahwa Islam Khilafah bersumber dari Al-Qur’an, padahal itu hasil dari
olah pikir para pemikir khilafah yang cenderung akan haus politis dalam wadah
kekuasaan.
Islam dan politik terus dijadikan alat oleh para pendukung Islam Khilafah
dengan tujuan membuat negara yang berdasarkan pemahaman Islam Khilafah,
tentunya para pemikir Islam Khilafah tidak perduli, walaupun dalam negara yang
di jadikan ajang penyebaran Islam Khilafah sudah ada undang-undang yang
mengatur tentang kenegaraan. Sehingga benturan tidak terelakkan ketika Islam
Khilafah yang di bangun oleh para politisi dengan tujuan kekuasaan menyebar di
negara yang tidak sejalan dengan pemahaman Islam Khilafah.
Para penyebar gagasan Islam Khilafah
dengan jalan mencari pendukung yang sepaham dengan gagasan pembentukan negara
berdasarkan pemerintahan Islam Khilafah di saat memasuki negara yang tidak
mengadopsi Islam Khilafah, tentunya akan terjadi sebuah pemahaman tentang
negara di dalam negara. Nah! disinilah benturan terjadi dalam kehidupan sebuah
negara dengan istilah “perang idiologi negara”.
Kebohongan Islam Khilafah terus menerus
di dengung-dengungkan, mulai dari pemikiran yang menganggap pemerintahan selain
Islam Khilafah di anggap pemerintahan kafir, dan tentunya harus diganti dengan
pemerintahan yang mengadopsi Islam Khilafah, padahal semua itu tidak lepas
bahwa Islam Khilafah hasil dari olah pikir segelintir umat yang mengatasnamakan
kepentingan agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an, padahal sudah jelas
Al-Qur’an tidak ada satu ayatpun yang menerangkan tentang Islam Khilafah secara
konkrit, tetapi mereka tidak henti-hentinya para pendukung Islam Khilafah
berusaha memberikan penafsiran tentang Al-Qur’an untuk terus di bawa dalam
ranah kepentingan untuk membangun Islam Khilafah.
Ketika Islam Khilafah itu di anggap ada
dalam Al-Qur’an, berarti sama dengan mengada-ada dalam ajaran Islam. Karena
apabila Islam Khilafah itu ada dalam Al-Qur’an, tentunya malah mengkerdilkan
makna Al-Qur’an itu sendiri. Karena Islam Khilafah sudah di anggap sebagai
kebenaran mutlak yang harus di wujudkan di dalam kehidupan semesta alam. Maka
untuk itulah para pemikir Islam Khilafah sudah seharusnya sadar diri tentang
pemikiran Islam Khilafah bukan dari Al-Qur’an, tetapi sebatas hasil olah pikir
yang di gaung-gaungkan oleh para pendukung Islam Khilafah dengan segudang
agenda politis para pemikirnya.
Dengan membuka pemikiran mengenai Islam
Khilafah tidak ada dalam Al-Qur’an, berarti sama dengan mencerdaskan umat
Islam, bagaimana tidak? Karena umat Islam mampu memilah tentang Al-Qur’an yang
murni dengan Al-Qur’an yang sudah menjadi hasil olah pikir dalam pemahamannya.
Nah! berangkat dari sinilah keberadaan Islam Khilafah telah di formulasikan
para pemikir Islam Khilafah dengan tujuan kekuasaan dengan memainkan isu agama
Islam, padahal Islam Khilafah sudah jelas sebagai hasil olah pikir yang
mengada-ada dalam memberikan pemahaman tafsir tentang Al-Qur’an, dan pada titik
akhirnya, bahwa Islam Khilafah merupakan hasil rekayasa olah pikir para pemikir
Islam Khilafah itu sendiri.
Demi langit dan bumi, demi siang dan
malam. Segala kebenaran hanya milik Allah SWT dan jangan sekali-kali
mengatasnamakan Al-Qur’an untuk kepentinganmu, padahal Al-Qur’an sudah jelas
tidak menerangkan demikian. Semoga Allah SWT memberikan ampunan kepada kita
semua, Amin............
4. Belajar Dari Islam Khilafah Dalam
Pandangan Gus Wim
Ketika
membicarakan tentang kekuasaan dalam sudut pandang agama. Maka kita akan mengingat
tentang Islam Khilafah, Bagaimana tidak? Islam Khilafah telah menyadarkan
pentingnya sebuah kekuasaan dalam mengatur sebuah negara. Kita masih ingat wali
songo dapat menyebarkan ajaran Islam tak lepas dari kekuasaan kerajaan Demak
yang dikendalikan oleh para Wali. Berangkat dari sinilah ketika kekuasaan dapat
dikuasai, berarti penyebaran dalam bentuk apapun akan lebih mudah.
Nah! dari
tinjauan di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan sederhana, bahwa kekuasaaan
merupakan barang mewah dalam menggapai sebuah tujuan yang lebih besar lagi.
Maka mau tidak mau kekuasaan harus dicapai dalam mewujudkan sebuah keberhasilan
yang ingin dicapainya.
Islam
Khillafah telah memberikan pelajaran tentang makna sebuah kekuasaan. Karena
dengan kekuasaan ada di tangan, berarti menjalankan sesuatu akan lebih mudah,
namun apabila kekuasaan jauh dari tangan, tentunya akan semakain sulit mencapai
sebuah tujuan. Misalnya dakwah agama Islam, kalau kekuasaan ada di tangan. Maka
mencapai dakwah Islam akan lebih mudah, tetapi kalau kekuasaan jauh dari
tangan, tentu sebaliknya akan lebih sulit dalam menyebarkan ajaran Islam di
banding kekuasaan ada di tangan.
Berangkat
dari penjelasan singkat di atas, berarti Islam Khilafah telah memberikan sebuah
pelajaran berharga tentang pentingnya sebuah kekuasaan dalam pemerintahan untuk
di kuasai, tentu dengan tujuan mencapai sebuah tujuan yang lebih besar lagi,
tidak hanya sebatas tentang Islam Khilafah semata, tetapi jauh lebih besar lagi
dalam mencapai sebuah tujuan.
Pertarungan
politik Islam Khilafah menggunakan pendekatan politik agama sebagai jalan
menacapai tujuan kekuasaan, tentunya setelah kekuasaan di kuasai. Maka ada
dakwah tentang ajaran Islam yang di pahami sesuai dengan cara berpikir Islam
Khilfah. Nah! dari sinilah Islam Khilafah ingin menunjukkan tentang harga tawar
Islam Khilafah yang lebih tinggi lagi, apabila Islam Khilfah telah menguasai
tatanan pemerintah dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Berangkat
dari pemahaman tentang kekuasaan Islam Khilafah, tentunya dapat di ambil sebuah
pelajaran yang berharga, bahwa kekuasaan dalam pemerintahan sangatlah pentiung,
untuk mewujudkan sebuah gagasan yang lebih besar lagi, paling tidak Islam
Khilafah telah memberikan pelajaran, bahwa paham Islam Khilafah sebagai pintu
gerbang menuju visi dan misi yang lebih besar lagi, tidak sekedar tentang
permasalahan Islam Khilfah.
Islam
Khilafah sebagai batu loncatan menuju cita-cita yang lebih besar lagi, berarti
Islam Khilafah sebagai pintu gerbang menuju pemahaman agama Islam yang di pahami
oleh gerakan Islam Khilafah. Sehingga dengan adanya Islam Khilafah diharapkan
sebuah pemahaman tentang ajaran Islam dapat tercapai sesuai dengan mimpi dan
misi dari sebuah gerakan yang lebih besar lagi dari gerakan Islam Khilafah itu
sendiri.
Segala
kebenaran hanya milik Allah SWT. Sehingga seluruh hidup dan matiku, kupasrahkan
kepada sang maha pemilik siang dan malam, sang maha pemilik lautan dan daratan,
sang maha pemilik langit dan bumi, sang maha pemilik bulan dan bintang, dan
sang maha pemilik segala yang ada di alam semesta. Semoga Dia sang maha pemilik
selalu memberikan rahmat dan nikmat kepada saya dan umumnya kepada semuanya,
Amin.............
5.
Mengambil
Pembelajaran Dari Paradigma Pemikiran Gus Wim Tentang Islam Khilafah
Pemahaman Gus Wim tentang Islam Khilafah memberikan
pemahaman kepada masyarakat luas, bahwa Islam Khilafah yang di gaungkan
sebagian umat Islam merupakan sebuah hasil olah pikir manusia, Maka untuk
itulah Islam Khilafah tidak lepas dari hasil Ijtihad semata, bukan dari Al-Qur’an yang menjadi pemahaman umat
Islam.
Paradigma pemikiran Gus Wim mengenai pemahaman Islam
Khilafah merupakan hasil Ijtihad semata. Sehingga apabila ada yang menganggap
Islam Khilafah merupakan kewajiban yang di setarakan dengan ajaran substansi Islam,
tentu itu jauh dari kebenaran. Maka untuk itulah pemahaman Gus Wim Mengenai
ajaran Islam Khilafah dalam pandangan Islam hanya sebatas hasil tafsir dari
sumber ajaran agama Islam itu sendiri.
Keberadaan Islam Khilafah di tengah-tengah realitas
kehidupan umat Islam dapat di ambil
sebuah hikmah, bahwa Islam Khilafah telah menjadi kendaraan politik sekte Islam
tertentu yang mencari pembenaran dalam memberikan argumen tentang Islam
Khilafah dalam bangunan negara merupakan sebuah keniscayaan yang tidak terbantahkan.
Berangkat dari pemahaman Gus Wim tentang ajaran
Islam Khilafah dapat di ambil sebuah pembelajaran, bahwa Islam Khilafah dalam
pandangan Islam bukan untuk bangunan sebuah negara. Karena bangunan Islam dalam
sebuah negara adalah: keadilan dan kesejahteraan, dan tentunya bukan Islam
Khilafah. Begitu juga Gus Wim memberikan pandangan bahwa Islam Khilafah tidak
ada dalam Al-Qur’an. Sehingga Islam Khilafah tidak dapat di katakan ajaran
Islam yang berasal dari sumber ajaran Islam itu sendiri.
Terakhir dalam pandangan paradigma pemikiran Gus
Wim, bahwa dengan belajar Islam Khilafah kita dapat mengambil sebuah hikmah
yang besar dalam pemahaman tentang ajaran agama Islam, bahwa Islam Khilafah
hanya sebatas politik agama semata, bukan ajaran Islam yang berdasarkan sumber
ajaran Islam yang sesungguhnya.
Segala kebenaran hanya milik Allah SWT, dan manusia
tidak lepas dari salah dan khilaf, Semoga kita di jauhkan dari
perbuatan-perbuatan tercela, Amin.......
Daftar
Pustaka
http://pemikirislam2.blogspot.co.id
http://jistrad.blogspot.co.id/2017/05/islam-khilafah-dalam-pandangan-islam.html
http://jistrad.blogspot.co.id/2017/05/islam-khilafah-bukan-dari-al-quran.html
http://islamguswim.blogspot.co.id/2017/06/belajar-dari-islam-khilafah.html
0 komentar:
Posting Komentar