By: Khoirul Taqwim
Melawan tembok kekuasaan tidaklah mudah, apabila masyarakat tidak menyatu dalam bentuk perlawanan, apalagi melawan tembok kekuasaan yang penuh dengan amunisi-amunisi serdadu yang siap membersihkan lawan-lawan politik, tentunya hal itu membutuhkan sebuah strategi yang jeli dalam mencari celah-celah, untuk merusak tembok-tembok kekuasaan.
Dengan melawan tembok kekuasaan, tentunya akan mengalami sebuah aktivitas yang penuh dengan onak dan duri, apalagi kalau salah melangkah yang ada akan terjadi pembersihan politik yang datang dari tembok-tembok kekuasaan, untuk menyerang balik bagi siapapun yang melakukan penyerangan-penyerangan terhadap tembok kekuasaan.
Politik laksana berdiri di ujung pedang, jika salah melangkah dalam permainan politik, berarti sama dengan menghilangkan dan memasukkan diri dalam lubang yang penuh marabahaya. Maka untuk itulah politik butuh pengalaman empirik, tidak sekedar retorika bahasa maupun teori semata, tetapi membutuhkan sebuah pengalaman praktis dalam memainkan bentuk lika-liku strategi politik.
Kalau menang dalam politik. Maka kekuasaan ada dalam genggaman tangan seseorang yang memenangkan sebuah pertarungan politik, namun apabila kalah dalam politik, siap-siap pembersihan tidak hanya diri sendiri yang masuk dalam lubang pembersihan, tetapi gerbong-gerbong yang ikut bertarung akan masuk dalam ranah pembersihan politik.
Ketika kemenangan dalam permainan politik dalam genggaman. Maka akan sesegera mungkin melakukan pembersihan terhadap lawan-lawan politik, tentunya dengan tujuan menjaga kemenangan dan menjauhkan diri atas kemenangan politik dari sebuah bentuk kekalahan, apabila pertarungan akan terus berlanjut dalam rentang waktu berikutnya.
Permainan politik laksana bermain catur, semua penuh dengan strategi kemenangan, terkadang mengorbankan diri, untuk kemenangan yang lebih besar. Maka berhati-hatilah, apabila ada pancingan politik yang seolah-olah kalah dalam pertarungan, padahal itu umpan untuk memenangkan diri dalam permainan politik yang lebih besar menuju kursi kekuasaan.
Pembersihan lawan politik merupakan sebuah keniscayaan yang sering dipertontonkan dalam permainan politik. Karena sering mendengar istilah politik “belah bambu” yaitu: politik dengan menginjak satu bambu dan menaikkan bambu yang lain. Nah! inilah politik penuh dengan onak dan duri, siapapun yang bermain politik. Maka dia akan mengenal apa itu politik sesunguhnya. Karena ada istilah “politik tidak ada kawan sejati, tetapi yang ada kepentingan sejati”. Nah! inilah politik yang penuh dengan permainan yang sulit dinalar, tetapi terasa nyata dalam wajah-wajah kehidupan yang penuh dengan ambisi-ambisi kekuasaan.
Perilaku pembersihan politik merupakan suatu peristiwa mencari-cari kesalahan lawan, supaya lawan politik tidak berkutik, baik dengan cara menganiaya fisik, menghabisi karakter lawan politik dengan cara memfitnah dalam bentuk pornografi atau dalam bentuk-bentuk yang lebih sadis lagi.
Pembersihan lawan politik sudah tidak asing lagi dalam suatu rumus menuju kekuasaan atau mempertahankan kekuasaan. Maka untuk itulah perlu adanya permainan politik yang jujur, penuh dengan integritas diri sebagai pemain politik. Supaya dalam permainan pembersihan lawan politik yang jauh dari nilai-nilai agama maupun yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan tidak terjadi. Sehingga yang ada permainan politik yang sehat, tidak politik yang penuh tipu daya menghalalkan segala cara menuju singgasana kekuasaan.
Dengan memohon izin kepada sang maha pencipta siang dan malam, memohon izin sang maha pencipta lautan dan daratan, memohon izin sang maha pencipta nyamuk dan burung-burung yang terbang tinggi di angkasa. Izinkan saya menulis sepatah, dua patah atau lebih dari kata sepatah maupun dua patah kata. Bahwa saya percaya segala kehendak di langit maupun segala kehendak di bumi, semua itu karena kehendak-MU.
Wahai sang maha pencipta tumbuh-tumbuhan maupun sang maha pencipta binatang-binatang yang penuh dengan berjuta-juta manfa’at bagi semesta alam. Subhanallah, ku ucap dari hati yang paling dalam di ranah jiwa dan pikiranku, Amin......
0 komentar:
Posting Komentar