By:
Khoirul Taqwim
Asia Tenggara menjadi target pemahaman
idiologi Islam Khilafah maupun Islam liberal, tentunya dengan tujuan pemahaman
Islam Khilafah maupun Islam liberal dapat terwujud di tengah-tengah realitas
kehidupan masyarakat Nusantara. Sehingga dengan demikian terjadi benturan
idiologi Islam Khilafah dengan Islam liberal, dan tentunya kedua idiologi itu
dengan segala cara terlebih dahulu menjinakkan gagasan-gagasan dari idiologi
Islam Nusantara.
Asia Tenggara merupakan kekuatan yang masih
menjaga kearifan lokal dengan berbagai keberagaman yang dimilikinya. Sehingga
gagasan Islam Khilafah maupun Islam liberal berusaha terus menerus melakukan
berbagai aksi, mulai dari aksi tulis menulis sampai aksi pergerakan di
lapangan, tentunya untuk mewujudkan sebuah gagasan idiologi yang ingin di capai
di kawasan Asia Tenggara.
Paradigma Islam Khilafah maupun Islam liberal
terus menerus berusaha menjinakkan pemahaman Islam Nusantara. Karena dengan
menjinakkan Islam Nusantara, berarti sama dengan Islam Khilafah maupun Islam
liberal telah berhasil menaklukkan masyarakat di kawasan Asia Tenggara melalui idiologinya.
Sehingga dengan segala kekuatan Islam Khilafah maupun Islam liberal melakukan
sebuah pertarungan idiologi, untuk menggempur gagasan Islam Nusantara, supaya
pemahaman Islam Nusantara dapat runtuh dalam pemahaman di tengah-tengah
realitas kehidupan masyarakat Asia Tenggara.
Lalu muncul pertanyaan, seberapa besarkah
perang idiologi Islam di kawasan Asia Tenggara? Sebesar kekuatan daya tulis
dalam mempengaruhi budaya masyarakat Asia Tenggara, dan sebesar daya aksi dalam
melakukan pergerakan paradigma Islam Khilafah maupun Islam liberal dalam
menggempur paradigma pemikiran Islam Nusantara yang sudah mengakar di ranah
budaya masyarakat di Asia Tenggara.
Perang idiologi Islam di kawasan Asia Tenggara
tak lepas dari idiologi yang mulai memperlebarkan sayap dari wilayah timur
tengah maupun wilayah bangsa barat dalam menerjemahkan tentang ajaran agama
Islam. Sehingga mereka melakukan ekspansi pemahaman Islam Khilafah maupun Islam
liberal dengan tujuan wilayah Asia Tenggara sebagai target-target gagasan yang
di usungnya.
Muncul pertanyaan kembali, seberapa kuatkah
Islam Nusantara menangkal idiologi Islam Khilafah maupun Islam liberal di
kawasan Asia Tenggara? Sekuat pemahaman masyarakat Asia Tenggara dalam
menjalankan ajaran Islam yang terhimpun dalam budaya kearifan lokal dan budaya
menghargai sebuah keberagaman. Sehingga yang terjadi sebuah hasil yang saling
toleransi dan jauh dari pemahaman ekstrimis dalam pemahaman tentang ajaran agama
Islam. Karena akhir-akhir masa pasca
reformasi masyarakat Asia Tenggara telah mengalami perang idiologi Islam yang
masuk dari wilayah timur tengah maupun wilayah bangsa barat, tentunya dengan
berbagai Idiologi ke-Islaman yang di bawa dalam ranah politis dengan tujuan
menaklukkan kawasan Asia Tenggara.
Dengan adanya perang idiologi di kawasan Asia
Tenggara telah menunjukkan seberapa kokoh masyarakat Asia Tenggara menghadang
gagasan ekstrimis, baik hasil dari gagasan Islam Khilafah maupun Islam Asia
Tenggara. Maka untuk itulah masyarakat Asia Tenggara sudah waktunya mengatakan
menolak segala aktivitas ekstrimis gagasan idiologi yang mengatasnamakan ajaran
agama Islam.
Islam Nusantara sebagai pemahaman Islam yang
lebih dinamis dan pemahaman Islam yang jauh dari pemahaman ekstrimis, tentunya
Islam Nusantara masih mampu melakukan sebuah penjagaan dan memfilter berbagai gagasan-gagasan idiologi ekstrimis,
baik yang di hasilkan dari pemahaman Islam Khilafah maupun pemahaman Islam
liberal. Berangkat dari sinilah dapat dikatakan Islam Nusantara sebagai penjaga
masyarakat kawasan Asia tenggara dan sebagai bentuk perlawanan terhadap
ekstrimis idiologi Islam, baik dari timur tengah maupun dari bangsa barat.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada
masyarakat Asia Tenggara, untuk terus menerus melakukan aksi tulis menulis
maupun aksi gerakan di tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat yang berupaya
menolak gagasan-gagasan ekstrimis yang mengatasnamakan ajaran Islam. Hingga
pada titik akhirnya, segala kebenaran hanya milik Allah SWT, sedangkan saya
sebagai manusia biasa hanya sebatas ikhtiar dalam menerjemahkan tentang
kebenaran ajaran agama Islam. Semoga Allah SWT mengampuni segala salah dan
khilaf saya, Amin..............
0 komentar:
Posting Komentar